News  

Derita Korban Kerja Paksa di Myanmar: Warga Banjarnegara Minta Presiden Selamatkan yang Tertinggal

Derita Korban Kerja Paksa di Myanmar
PNP (32), warga Kabupaten Banjarnegara, menjadi salah satu dari belasan WNI yang disiksa di luar negeri akibat penipuan lowongan kerja luar negeri. Foto: Cahyo

BANJARNEGARA, MyInfo.id – Cerita memilukan kembali mencuat dari korban kerja paksa di Myanmar. PNP (32), warga Kabupaten Banjarnegara, menjadi salah satu dari belasan WNI yang disiksa di luar negeri akibat penipuan lowongan kerja luar negeri. Ia mengaku bahwa bisa kembali ke tanah air adalah sebuah keajaiban.

“Saya tidak yakin bisa pulang kembali bertemu keluarga. Ini sungguh anugerah Tuhan yang luar biasa,” ujarnya kepada wartawan, Senin (15/7).

Terjebak Iming-Iming Kerja di Luar Negeri

Kisah tragis ini bermula pada Oktober 2024. Saat mencari pekerjaan melalui Facebook, PNP mendapat tawaran dari akun bernama YUMI yang menjanjikan posisi admin e-commerce di Thailand dengan gaji 25.000 Baht per bulan lengkap dengan fasilitas makan dan tempat tinggal.

Tanpa persyaratan yang memberatkan, ia tergiur dan mengikuti arahan keberangkatan. PNP menuju Jakarta, lalu dijemput seseorang yang mengaku dari Manado, dan diajak menginap di sebuah hotel di Tangerang. Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke Medan dan langsung masuk ke pesawat tanpa antre di Imigrasi, terbang menuju Bangkok.

Namun, sesampainya di Bangkok, skenario berubah. Ia langsung dijemput dan dibawa menuju perusahaan bernama Yida Compani di wilayah konflik Myanmar, melalui perjalanan darat panjang dengan kawalan orang-orang bersenjata laras panjang berpakaian mirip tentara.

“Begitu sampai di perusahaan tersebut, itulah awal saya mulai kehilangan rasa percaya diri dan muncul penyesalan kenapa menerima tawaran pekerjaan ini,” ucap PNP.

Disiksa dan Disiksa Lagi: Bukti Kekerasan Pekerja Migran

Sejak saat itu, PNP bersama puluhan WNI lainnya dipaksa bekerja dalam kondisi tak manusiawi. Mereka menjadi korban kerja paksa dan kekerasan setiap hari, mulai dari siksaan fisik karena tak mencapai target kerja hingga dipaksa menyaksikan rekan mereka disiksa brutal.

Exit mobile version