Tapanuli Utara dan Tengah Juga Alami Kerusakan Serius
Di Tapanuli Utara, hujan ekstrem mengakibatkan 50 rumah terdampak serta dua jembatan putus. Petugas BPBD telah melakukan pendataan awal dan merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan–Silantom sebagai akses sementara.
Beralih ke Tapanuli Tengah, banjir menghantam 1.902 rumah di sembilan kecamatan, termasuk Pandan, Sarudik, Kolang, Tukka, Barus, dan Pinangsori. Pemerintah daerah bersama tim gabungan telah mendirikan pos pengungsian serta menyalurkan bantuan pangan bagi warga yang terdampak.
Seluruh data yang masuk hingga kini masih bersifat sementara dan akan diperbarui sesuai hasil kaji cepat di lapangan.
BMKG Jelaskan Pemicu: Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B
BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Sumatera Utara tidak terlepas dari pengaruh dua sistem atmosfer signifikan yang berkembang pada 25 November 2025.
Siklon Tropis KOTO yang terbentuk di Laut Sulu berperan menarik massa udara basah dan memperkuat pertumbuhan awan hujan di wilayah barat Indonesia. Sementara itu, Bibit Siklon 95B di Selat Malaka memicu pembentukan awan konvektif yang meluas dari Aceh hingga Sumatera Utara.
Kedua fenomena ini meningkatkan intensitas hujan dan angin kencang, serta berkontribusi terhadap terjadinya banjir dan longsor.
BMKG memperingatkan potensi hujan sedang hingga lebat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau. Angin kencang juga berpotensi terjadi di Aceh dan Sumatera Utara, disertai gelombang tinggi di sejumlah perairan, mulai dari Selat Malaka hingga Samudra Hindia bagian barat.
Adapun pengaruh Siklon Tropis KOTO turut meningkatkan potensi hujan lebat di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau, serta memicu gelombang tinggi di perairan timur Indonesia hingga wilayah Pasifik utara.
