“Jika keberangkatan dari Purbalingga dilakukan pagi dan pulang dari Jakarta sore, pebisnis tak perlu menginap. Tapi jadwal dulu justru terbalik, ditambah tiket mencapai Rp1,6 juta sekali jalan,” jelasnya.
Bupati juga mengusulkan reaktivasi jalur kereta lama yang menghubungkan Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, hingga Wonosobo. Namun, sebagian besar jalur kini sudah tertutup infrastruktur lain sehingga memerlukan pembebasan lahan baru.
Isu lain yang ia sampaikan adalah peningkatan akses wisata antara Baturaden di Banyumas dan Serang di Purbalingga. Menurutnya, jalur dari perbatasan Banyumas menuju Baturaden sudah mulus beraspal, sedangkan dari Purbalingga ke Serang masih berupa jalan tanah.
“Jika diaspal, konektivitas wisata lingkar Gunung Slamet akan terbuka, memadukan destinasi Banyumas–Purbalingga, sekaligus memangkas waktu tempuh ke Semarang hingga 45 menit,” ujarnya.
Sadewo menegaskan, seluruh rencana tersebut memerlukan dukungan penuh pemerintah pusat mengingat kemampuan APBD yang terbatas.
“Investor sudah siap untuk konstruksi, tinggal pembebasan lahannya yang perlu dibantu pemerintah,” tandasnya.













