News  

BMKG Ungkap Faktor Cuaca Pemicu Longsor di Cilacap

Longsor mengubur dua belas rumah di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11). Foto: Dok BPBD Kabupaten Cilacap

JAKARTA, MyInfo.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan rangkaian faktor cuaca yang berkontribusi terhadap tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Lembaga tersebut mencatat bahwa pada Kamis (13/11), wilayah Cilacap dan sekitarnya diguyur hujan berintensitas tinggi, yang memperparah kondisi tanah yang sudah basah sejak beberapa hari sebelumnya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan bahwa pengamatan di Pos Hujan Majenang menunjukkan curah hujan yang cukup signifikan, masing-masing 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada 10–11 November 2025. Setelah dua hari itu, wilayah tersebut masih terus diguyur hujan ringan.

“Rangkaian hujan tersebut membuat kondisi tanah semakin basah dan lereng menjadi lebih rentan terhadap pergerakan,” jelas Guswanto dalam keterangannya dikutip Minggu (16/11/2025).

Selain akumulasi hujan, kondisi atmosfer dalam beberapa hari terakhir turut memperkuat terbentuknya awan hujan di Jawa Tengah. Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif, ditambah gelombang atmosfer lain di kawasan yang sama, menyebabkan pertumbuhan awan berlangsung lebih intens.

Tak hanya itu, keberadaan pusaran angin di perairan barat Lampung dan selatan Bali serta zona belokan angin di sekitar Jawa turut meningkatkan potensi hujan lebat.

“Kondisi atmosfer tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang,” lanjutnya.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa pantauan atmosfer menunjukkan kelembapan yang sangat tinggi pada beberapa lapisan udara mulai 850 mb hingga 500 mb dengan nilai mencapai 70–100 persen. Kelembapan yang meliputi berbagai ketinggian itu membuat awan hujan semakin mudah terbentuk dalam jumlah masif.

Ia menambahkan bahwa BMKG telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem untuk wilayah Cilacap, termasuk Majenang, yang berlaku pada periode 11–20 November 2025. “Pada rilis tersebut juga disampaikan bahwa hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19–22 November 2025,” ujarnya.

Melihat kondisi cuaca yang masih labil dan ancaman longsor susulan, BMKG menyatakan kesiapan penuh mendukung operasi penanganan darurat yang sedang dilakukan BNPB. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengusulkan penerapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menurunkan intensitas hujan yang berpotensi masuk ke wilayah terdampak.

“Skema penerapan OMC yang disiapkan berfokus pada pengamanan daerah bencana longsor sehingga daerah Majenang terbebas dari hujan deras yang berpotensi memicu longsor susulan atau mengganggu proses evakuasi,” kata Seto.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow