Health  

Jakarta Luncurkan Program Siaga Stroke 2026, Wamenkes Tekankan Pentingnya Penanganan dalam 4,5 Jam

Jakarta Luncurkan Program Siaga Stroke 2026, Wamenkes Tekankan Pentingnya Penanganan dalam 4,5 Jam. Foto: Kemenkes

JAKARTA, MyInfo.ID – Pemerintah terus memperkuat langkah pencegahan dan penanganan stroke sebagai salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan program Jakarta Siaga Stroke 2026 sebagai langkah percepatan penanganan gawat darurat stroke berbasis inovasi kesehatan.

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa stroke masih menjadi ancaman serius terhadap keselamatan jiwa penduduk Indonesia.

“Stroke itu menyebabkan lebih dari 350 ribu kematian setiap tahun,” ujar Prof. Dante, dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).

Menurut Prof. Dante, selain menyebabkan angka kematian yang tinggi, banyak penyintas stroke juga mengalami kecacatan permanen yang mengganggu kualitas hidup. Karena itu, penanganan yang cepat sangat menentukan keberhasilan penyelamatan pasien.

“Golden period hanya 4,5 jam dari mulai gejala sampai ditangani dengan masuknya obat,” tegasnya.

Dengan karakteristik Jakarta sebagai smart city, ia menilai ibu kota memiliki peran strategis sebagai pelopor respons cepat dan efektif dalam menangani kejadian stroke demi menurunkan angka kecacatan dan kematian pada pasien.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan bahwa pemilihan program siaga stroke sangat relevan dengan kondisi kesehatan masyarakat saat ini.

“Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia,” ujar Pramono.

Sebagai bagian dari strategi respons cepat, Pemprov DKI mengerahkan sebanyak 584 pasukan putih yang sebelumnya bertugas mendampingi para penyandang disabilitas dan lansia. Mereka kini diberi peran tambahan dalam membantu penanganan darurat kasus stroke di lapangan.

“Ibu Kepala Dinas saya perintahkan agar pasukan putih membantu penanganan stroke. Karena golden period 4,5 jam itulah yang dibutuhkan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pemprov DKI turut memperkenalkan Jakarta Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (JakSimpus). Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan proses pelaporan serta meningkatkan efisiensi layanan kesehatan di tingkat dasar.

Inisiatif digital tersebut mendapatkan dukungan dari Prof. Dante, yang menilai langkah tersebut sejalan dengan upaya integrasi layanan kesehatan nasional.

“Kita mengidentifikasi ada ratusan laporan yang harus diisi petugas kesehatan. Ini disimplifikasi dengan JakSimpus,” jelasnya.

Ke depan, JakSimpus direncanakan terhubung dengan platform SatuSehat agar alur data pelayanan kesehatan semakin terintegrasi dan mudah diakses tenaga medis.

Prof. Dante berharap inovasi layanan darurat dan digitalisasi data kesehatan yang dilakukan DKI Jakarta ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di seluruh Indonesia.

“Jakarta bisa ditiru daerah lain untuk melakukan program-program inovatif seperti ini,” ucapnya.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow