SUMATERA UTARA, MyInfo.ID – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turun langsung meninjau wilayah terdampak banjir di Sumatera Utara pada Rabu (3/12) kemarin. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan upaya pemulihan pascabencana berjalan optimal, terutama terkait ketersediaan pangan masyarakat serta perbaikan lahan pertanian yang rusak.
Dalam peninjauan tersebut, Mentan Amran menekankan dua langkah utama pemerintah, yakni penyediaan cadangan beras dalam jumlah besar dan percepatan rehabilitasi sawah yang terdampak banjir. Ia memastikan pasokan pangan bagi masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berada dalam kondisi aman.
“Yang pertama, kami siapkan cadangan beras tiga kali lipat dari kebutuhan. Kebutuhannya di sini 5 ribu ton seperti yang disampaikan Pak Gubernur Sumatera Utara. Kita siapkan 3 kali lipat cadangan. Jadi tidak usah khawatir masalah cadangan beras,” ujar Mentan Amran.
Saat meninjau area sawah seluas 82 hektare yang rusak akibat banjir, Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah pusat akan mengambil alih seluruh proses pemulihan. Mulai dari pencetakan ulang hingga penanaman kembali, seluruh biaya akan ditanggung penuh oleh pemerintah pusat.
“Pemerintah ambil alih bangun sampai kembali jadi sawah dan kami kirim peralatan serta bantuan benih gratis. Kami akan bangun seperti semula dan kami akan tanami sampai serah terima kepada pemiliknya,” tegasnya.
Untuk mempercepat pelaksanaan di lapangan, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan kontraktor lokal yang ditunjuk pemerintah daerah. Meski demikian, seluruh pembiayaan tetap berasal dari pemerintah pusat.
“Kami kerja sama menggunakan kontraktor lokal. Pak Bupati tinggal tunjuk, Pak Gubernur nanti langsung kerjakan, pusat yang biayai. Bukan unitnya berapa, tapi sampai selesai. Jadi kami tanggung jawab ambil alih sampai selesai dan bukan saja di sini tapi seluruh yang terdampak,” jelasnya.
Amran menuturkan bahwa bantuan akan diberikan sesuai tingkat kerusakan lahan. Untuk sawah yang rata dan rusak parah akibat banjir, pemerintah akan mencetak ulang dan memberikan benih serta alsintan secara gratis. Sementara itu, lahan yang tidak mengalami kerusakan berat tetap mendapatkan bantuan sarana-prasarana produksi untuk mempercepat masa tanam berikutnya.
“Benih dari pemerintah, alat dari pemerintah, membangun sawahnya dari pemerintah pusat. Semua biaya pusat sampai kembali tanam,” ujar Mentan Amran.
Ia menargetkan perbaikan dan penanaman ulang dapat selesai dalam waktu 1–2 bulan, karena anggaran telah dipersiapkan.
Di sela kunjungannya, Mentan Amran juga berdialog dengan para petani yang seharusnya memasuki masa panen sebelum banjir terjadi. Ia menyampaikan komitmen pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan agar aktivitas pertanian kembali normal.
“Sabar ya Bapak, Ibu. Nanti kami cetak ulang. Tim kami turun, PPL kawal, CPCL urus, diukur, dipercepat, langsung cetak sawah ulang,” ujar Mentan Amran, yang disambut antusias masyarakat setempat.
Kementerian Pertanian menegaskan komitmennya menjaga stabilitas pangan dan perlindungan bagi petani di wilayah bencana. Langkah strategis dilakukan melalui penyediaan stok beras yang memadai, kelancaran distribusi, serta percepatan pemulihan lahan dan fasilitas produksi.













