“Tidak mudah untuk mengerahkan alat berat ke sini. Sekarang alat berat yang di Cilacap Majenang sudah dikerahkan ke sini, dan kita hadirkan ahli geologi untuk menjamin keamanan, karena di atas ada embung yang harus dipikirkan penyaluran airnya,” ujar Menko PMK.
Pratikno juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penanganan darurat.
“Kami berterima kasih kepada Basarnas, BNPB, Kemensos, Kemenkes, Kemendagri, TNI, Polri, Pemda dan para relawan. Pemerintah bekerja keras, bersama Pak Bupati dan tim, kita harus cepat tangani ini,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat dan daerah menerapkan dua fokus besar dalam masa darurat ini: penyelamatan korban dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi, termasuk penyediaan logistik dan dukungan kesehatan. Pemerintah juga memastikan hunian sementara segera dibangun karena lahan sudah disiapkan oleh pemerintah daerah.
Sementara menurut Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa perbedaan kecepatan evakuasi antara Banjarnegara dan Majenang bukan disebabkan faktor teknis, melainkan kondisi geologi yang berbeda. Tanah di area longsor Banjarnegara masih sangat tidak stabil sehingga tim evakuasi belum dapat bekerja secara maksimal.
Untuk mendukung proses pencarian, upaya modifikasi cuaca terus dilakukan agar operasi di lapangan dapat dilakukan lebih aman.
“Jadi jangan diisukan kok di sana cepat, di sini lambat. Ini faktor alam, tanah di sini masih bergerak sehingga tim belum bisa leluasa. Hari ini kita upayakan tidak hujan sehingga besok bisa dilakukan pencarian secara manual dan menggunakan pompa alkon,” jelasnya.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana memastikan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan lahan seluas dua hektare untuk pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap bagi warga terdampak.
Longsor di Dusun Situkung terjadi pada Sabtu sore (15/11/2025) setelah hujan intensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut selama tiga jam. Bencana ini menyebabkan dua warga meninggal dunia, 27 orang dilaporkan hilang, 917 warga mengungsi, 48 rumah mengalami kerusakan berat dan satu ruas jalan terdampak.
Pemerintah daerah telah menetapkan status siaga darurat dan memastikan kebutuhan warga terpenuhi dengan dukungan BNPB, Kemenko PMK, Kemensos, Kemenkes, Basarnas, serta TNI–Polri.













